1. Tidak
memiliki dana yang cukup besar untuk mendukung perkembangan bisnis
franchisee. Pada kenyataannya tidak semua franchisor memiliki dana segar
untuk mengembangkan bisnis mereka. Sehingga pengelolaan dan pertumbuhan
bisnis harus terhambat karena kurangnya dana segar, dan pada akhirnya
bisnis tersebut hanya akan tenggelam di tengah persaingan bisnis
franchise lainnya.
2. Memilih
partner bisnis yang salah. Kesalahan yang sering dilakukan para
franchisor adalah tidak selektif dalam memilih partner bisnis atau calon
franchisee. Sehingga banyak investor yang sama sekali belum mengerti
tentang bisnis, dan belum memiliki pengalaman di dunia franchise
bergabung dengan sebuah kemitraan. Akibatnya fokus franchisor untuk
mengembangkan bisnisnya hanya akan terpecah, dan waktunya hanya tersita
untuk mendampingi para mitranya.
3. Pertumbuhan
yang terlalu cepat. Tidak selamanya pertumbuhan bisnis yang terlalu
cepat memberikan kesuksesan bagi pelaku usahanya. Bila persiapan kita
belum matang dan dukungan manajemen belum bisa maksimal, maka
pertumbuhan jumlah franchisee yang semakin besar hanya akan mempersulit
posisi Anda sebagai franchisor. Karena masing-masing franchisee
membutuhkan pendampingan dan pengontrolan rutin dari franchisornya.
4. Belum
memiliki cukup pengalaman di bisnis kemitraan. Tidak hanya calon
franchisee saja yang masih belum berpengalaman di bisnis franchise,
banyak franchisor baru yang menawarkan kerjasama kemitraan dengan sistem
coba-coba. Sehingga kemitraan yang ditawarkan belum siap bersaing
dengan franchisor lain dan tidak dapat bertahan lama di tengah
persaingan yang ada.
5. Pemberian
bekal training SDM dan SOP yang belum matang. Para calon franchisee
membutuhkan pelatihan SDM dan SOP yang benar-benar matang sebelum mereka
menjalankan bisnisnya. Namun pada kenyataannya sampai hari ini masih
banyak franchisor yang belum memberikan bekal tersebut secara optimal
kepada para franchisee, sehingga kualitas produk yang ditawarkan antar
mitra terkadang tidak sama. Dan berpengaruh kurang bagus terhadap citra
franchise yang ditawarkan.
6. Menawarkan
konsep yang belum terbukti. Kebanyakan franchisor terdorong
menyelenggarakan kemitraan untuk mengembangkan bisnisnya dengan waktu
yang relatif singkat. Motivasi
inilah yang sering membuat franchisor melakukan kesalahan, karena
mereka hanya fokus mengembangkan bisnisnya tanpa memikirkan konsep
bisnis dengan matang.
7. Franchisee
tidak memiliki dukungan dana operasional yang besar. Kebanyakan
fanchisee hanya memiliki dana sebesar investasi yang diminta para
franchisor, selebihnya mereka menggantungkan segala kebutuhan bisnisnya
dari dukungan para franchisor. Pastinya pola seperti ini menjadi salah
satu kesalahan besar para pelaku bisnis franchise, karena bagaimanapun
juga franchisee memerlukan cadangan dana untuk memenuhi segala kebutuhan
operasional bisnisnya.
8. Komunikasi
yang tidak efektif antara franchisor dan franchisee. Meskipun
franchisor sudah mempercayakan bisnisnya untuk dijalankan para mitra,
namun sebagai pemilik brand wajib memonitori perkembangan bisnis
mitra mereka. Biasanya komunikasi franchisor dan franchisee rutin
dilakukan pada awal perjanjian kerjasama, setelah itu franchisor dan
franchisee jarang berkomunikasi kembali. Terutama bagi para mitra yang
memiliki lokasi cukup jauh dari franchisornya, sehingga masing-masing
pihak tidak mengetahui perkembangan informasi terbaru dari bisnis yang
dijalankannya.
9. Tidak
memiliki sistem support ditiap wilayah. Pada dasarnya tidak semua
franchisor memiliki sistem support (seperti pemegang master franchise)
ditiap-tiap daerah. Jadi para franchisee yang berlokasi cukup jauh
dengan franchisornya sering tidak terkontrol dan kesulitan dalam
mendapatkan support bisnis.
Januardo Partoguan
0 komentar:
Post a Comment